• SMP MUH 3 WONOSOBO
  • Sekolah Berbasis IT, Islami, Cedas, Trampil, Mandiri, dan Berprestasi

PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA

PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA

 

PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA

Oleh

Farida, S.Pd.

Guru SMPN 4 Tulang Bawang Tengah

 

  1. PENDAHULUAN

Di Indonesia, pendidikan karakter sebenarnya merupakan bagian esensial yang menjadi tugas sekolah. Selain pencapaian dari sisi akademis yang memuaskan, seharusnya sekolah tetap bertanggung jawab dalam pembentukan karakter siswa. Namun dalam kenyataannya dua hal ini belum bisa berjalan secara selaras, karena pencapaian akademis mengalahkan idealitas peran sekolah dalam pembentukan karakter.

Pendidikan karakter kini menjadi suatu wacana utama dalam kebijakan nasional di bidang pendidikan. Seluruh kegiatan belajar dan mengajar yang ada di negara indonesia harus mengacu pada pelaksanaan pendidikan karakter. Ini juga tersirat dalam Naskah Rencana Aksi Nasional Pendidikan Karakter yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional pada tahun 2010.

Pendidikan Karakter, merupakan suatu dimensi psikososial dari diri Individu yang  bisa dibentuk dengan tata cara yang bertahap dalam jangka waktu yang panjang. Seringkali pembentukan karakter anak dimulai sejak dalam kandungan hingga dirinya dewasa dengan keterlibatan peran keluarga dalam pembentukan kepribadian. Karakter ini merupakan suatu keadaan yang berinteraksi secara internal dalam diri Individu dan memiliki keterkaitan yang erat dalam konteks lingkungan tempat Individu berada. Menurut (King, 2012) Pembentukan karakter ini merujuk pada bawaan individu serta merujuk pula pada pengalaman individu ketika berada di lingkungannya baik secara subyektif maupun obyektif. Interaksi antara bawaan dan lingkungan ini akan saling mempengaruhi hingga pada kadar tertentu membentuk suatu perilaku yang menetap.

  1. CARA PEMBENTUKAN KARAKTER

Penanaman kebiasaan dalam berinteraksi dengan lingkungannya biasanya diawali dengan peran orang tua dalam mendidik anak di rumah. bila menginginkan kebiasaan baik menetap maka kebiasaan ini harus dirubah menjadi suatu kepribadian pada diri Individu. Kepribadian yang baik dan menetap inilah yang nantinya bisa menjadi karakter apabila kepribadian ini diwariskan. Pendidikan kepribadian ini baru bisa disebut pewarisan karakter apabila dilakukan tidak hanya dari seorang pendidik ke muridnya, namun juga dari setiap insan yang ada dalam suatu bangsa ke insan yang lainnya dari generasi ke generasi selanjutnya tanpa melihat perbedaan kelas ataupun tingkatan. Suatu karakter yang bermula dari kepribadian yang baik yang tercermin dalam identitas bangsa hanya bisa menjadi karakter ketika bisa menunjukan kebiasaan yang terpuji yang bisa dipertahankan dalam berbagai kondisi secara menetap.

Tiga sifat utama dari bentuk karakter

  • Memiliki Sifat Menetap
  • Butuh waktu yang lama dan bertahap untuk membentuknya
  • Dibentuk melalui penguatan

Penguatan merupakan kunci dari suksesnya pendidikan karakter. Penguatan yang diberikan dalam pendidikan karakter bangsa Kita haruslah bukan sekedar berbentuk pemberian reward dan punishment bagi peserta didik. Proses penguatan dalam pendidikan ini juga harus mampu memberikan kesadaran makna akan pentingnya pendidikan bagi manusia yang berkarakter. Serta pemberian nilai yang diperkuat harus menekankan pada peran ahklak dalam pembentukan karakter bangsa. Selayaknya penguatan ini haruslah berbentuk penguatan yang manusiawi dan bisa memberi makna mendalam bagi peserta didik.

Bangsa Indonesia telah memiliki karakter yang bernilai luhur dan diwariskan secara turun-temurun. Akan tetapi pewarisan dengan cara yang konservatif saja tidaklah cukup. Perlu dilakukan pewarisan dan pembentukan karakter bangsa yang bisa mencetak generasi penerus berkarakter dan bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh sebab itulah dilakukan pendidikan yang didasarkan pada nilai-nilai pendidikan karakter. Pendidikan karakter menekankan pada suatu nilai moral yang universal yang bisa diterima baik oleh berbagai kalangan di seluruh kelompok sosial. Pendidikan karakter berfokus bukan lagi pada sesuatu yang salah dan benar saja tapi sudah pada tingkat baik dan buruk hal yang diajarkan. Tujuan dari pendidikan karakter ini ialah mencetak Individu yang berkarakter. Individu baru bisa dikatakan berkarakter apabila dirinya sudah mampu melaksanakan segala keputusan yang diambilnya dengan pertimbangan moral.

Raharjo (2010) mengasumsikan pendidikan karakter secara lebih luas lagi yakni suatu proses pendidikan secara holistis yang menghubungkan dimensi moral dengan ranah sosial dalam kehidupan peserta didik sebagai fondasi bagi terbentuknya generasi yang berkualitas, mampu hidup mandiri dan memiliki prinsip suatu kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan. Atau dapat dikatakan bahwa pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak yang bertujuan untuk membentuk pribadi anak, supaya menjadi manusia yang baik, warga masyarakat, dan warga negara yang baik dengan kriteria secara umum adalah nilai-nilai sosial tertentu, yang banyak dipengaruhi oleh budaya masyarakat dan bangsanya sendiri.

Ciri Individu yang berkarakter ialah :

  1. Moral Knowing, Ialah memahami dan mengetahui hal yang baik dan buruk sesuai dengan kaidah moral. Penerapan dari hal ini ialah memahami bahaya narkoba bagi generasi muda dan mengerti dampak korupsi bagi negara. Individu yang bermoral akan memahami dengan baik konsekuensi dari contoh kedua kasus tadi bagi dirinya, keluarga, dan lingkungannya.
  2. Moral Feeling, atau disebut juga “loving the good”, yakni menyukai hal-hal yang bersifat baik dan cenderung menarik diri menuju kebaikan. Semisal memiliki keinginan kuat untuk mempelajari cara melestarikan budayalokal ditengah gempuran invasi budaya asing atau semisal memiliki perasaan ingin senantiasa menaati peraturan yang berlaku karena dirinya takut bila peraturan tidak ditaati dengan baik maka akan timbul bahaya akibat jika tidak ada keadilan di masyarakat.
  3. Moral Action, Pada tahap ini perasaan dan pikiran yang baik akan mewujudkan perilaku yang baik di dalam diri individu. Ketika menangkap realita yang ada individu akan bergerak dan memberikan respons yang baik terhadap permasalahan yang ada. Ini terjadi semisal pada individu yang tidak hanya menyadari kemajemukan di lingkungan sosialnya tapi juga mengupayakan cara merawat kemajemukan  bangsa indonesia. Integrasi antara pikiran dan perasaan serta perilaku yang diwujudkan ini bahkan tidak hanya berada pada tahap mengupayakan pemecahan masalah.
  4. KESIMPULAN
  • Penanaman dan pembentukan pendidikan karakter harus diawali dengan penanaman dan peran orang tua dalam mendidik anakdi rumah.
  • Penguatan merupakan kunci dari suksesnya pendidikan karakter.
  • Tiga sifat utama dari bentuk karakter
  • Memiliki Sifat Menetap
  • Butuh waktu yang lama dan bertahap untuk membentuknya
  • Dibentuk melalui penguatan

 

 

Sumber : http://pena.belajar.kemdikbud.go.id/2018/07/pendidikan-karakter-bangsa/

Komentari Tulisan Ini